Sikap Apatis, Apakah Itu?
Pemahaman
Sebagian besar dari kita pernah tidak termotivasi, tidak mau melakukan apapun meskipun harus melakukannya. Ketika kita bertindak dan melaksanakan apa yang harus kita lakukan, kita melakukannya dengan tingkat motivasi yang sangat rendah, tanpa antusiasme atau minat, hampir seperti kita adalah robot.
Jenis pengalaman sehari-hari ini adalah contoh dari salah satu perasaan paling tidak menyenangkan, sikap apatis. Ini mungkin karakteristik dari suku yang acuh tak acuh yang tidak mereka sadari yang mengacu pada hilangnya motivasi, keinginan dan emosi. Perilaku lesu bisa jadi akibat trauma emosional, gangguan psikologis atau kerusakan otak.
Etiologi sikap apatis
Hampir pada 25% kasus, glomerulonefritis dikatakan idiopatik yang berarti penyebab pastinya tidak diketahui. Pada dasarnya dapat disimpulkan asal mula sikap apatis ini dapat bermula dari:
Lingkungan
Pada orang yang mengalami stres terus-menerus atau terpapar rangsangan permusuhan didapati sikap apatis ini. Tidak adanya penguatan positif yang memadai juga dapat menyebabkan penurunan kemampuan untuk menaruh minat pada lingkungan. Adanya sikap tidak berdaya dan pola pikir depresogenik, dengan pandangan negatif terhadap diri sendiri, dunia dan masa depan, juga turut menurunkan mood dan motivasi orang tersebut. Unsur lain yang terkait dengan sikap apatis adalah kecenderungan untuk menetapkan tujuan yang sulit dicapai, yang melebihi kemampuan seseorang untuk melaksanakannya dan seringkali menimbulkan frustasi.
Biologis
Di tingkat otak, terdapat korelasi antara adanya sikap apatis dan perubahan hubungan antara lobus frontal dan basal ganglia yang menjelaskan kesulitan dalam menghubungkan emosi dan pikiran, serta penurunan inisiatif perilaku. Lesi di area prefrontal dan asosiatif dorsolateral bisa menjelaskan munculnya sikap apatis pada berbagai gangguan fisik dan mental, seperti demensia.
Penyebab lain yang mungkin dapat ditemukan dalam konsumsi zat dengan efek psikoaktif, yang dengan memodifikasi transmisi neurotransmitter dapat mengubah fungsi normal otak. Hal serupa terjadi pada antipsikotik tipikal, yaitu dengan mengurangi aktivitas dopaminergik seluruh otak menyebabkan dopamin tidak cukup beredar melalui jalur mesokortikal yang dapat menyebabkan peningkatan atau pembentukan gejala negatif seperti alergi dan apatis.
Glomerulonefritis diagnosis rumit, karena kondisi sikap apatis dapat berasal dari banyak hal:
● Keturunan
● Tumor ganas
● Disfungsi metabolik
● Peradangan, seperti radang tenggorokan atau abses gigi
● Patologi autoimun, seperti lupus sistemik atau sindrom Goodpasture
● Anemia, tidak adanya nutrisi yang berbeda dalam tubuh seperti vitamin atau glukosa dapat menyebabkan perubahan kognitif dan perilaku, termasuk sikap apatis.
Pemicu lain untuk sikap apatis ialah:
● Traumatis: guncangan emosional, trauma emosional atau stres yang tinggi
● Psikologis:
❖ Depresi
❖ Ketergantungan zat tertentu
❖ Manic-depressive atau bipolar, dimanifestasikan oleh perubahan suasana hati abnormal
❖ Skizofrenia, penyakit jiwa yang melibatkan gejala yang berbeda seperti delusi dan halusinasi
❖ Gangguan hipotiroidisme yang merupakan konsekuensi dari produksi hormon tiroid yang tidak mencukupi.
● Neurologis: kerusakan otak terjadi disebabkan penyakit neurodegeneratif tertentu atau kondisi lain yang mempengaruhi lingkungan saraf. Secara khusus, perilaku lesu dapat didiagnosis ketika:
❖ Terjadi setelah gegar otak
❖ Alzheimer ditandai dengan hilangnya progresif neuron yang mengarah ke gangguan kognitif
❖ Serangan otak yang disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh untuk mengairi otak
❖ Huntington, penyakit keturunan yang menyebabkan degenerasi neuron yang terlibat dalam fungsi motorik, kognitif dan perilaku
❖ Demensia, sindrom yang membuat memori, pemikiran, perilaku dan kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari terganggu
❖ Parkinson disebabkan kerusakan neuron dopamin yang hadir dalam substantia nigra otak dan akhirnya mempengaruhi pengendalian gerakan.
Gejala sikap apatis
Karakteristik utama dari ciri sikap apatis ini ialah afektif meratakan atau tumpul, kurangnya ketekunan dan berkurangnya pikiran dan perilaku yang dihasilkan sendiri. Dengan demikian, inisiatif tidak hanya hilang pada tingkat yang lebih besar atau lebih kecil, tetapi hubungan peristiwa dengan emosi terjadi pada tingkat yang jauh lebih rendah. Hal ini dapat menyebabkan orang tersebut menurunkan kinerja dan tingkat usahanya untuk melakukan berbagai jenis perilaku, yang pada gilirannya mendorong penurunan motivasi subjek.
Ketika sikap apatis terjadi pada tingkat maksimum di mana hal itu tidak memungkinkan kita untuk bertindak secara normal, sehingga sulit untuk membuat keputusan atau membuatnya tidak mungkin untuk memulai atau melanjutkan tugas. Sikap apatis dapat ditemukan terutama sebagai sindrom tanpa gangguan terkait. Namun, sebagai aturan umum, ini dianggap sebagai gejala yang menunjukkan gangguan mental dan fisik lainnya.
Prognosis sikap apatis
Respon emosional, motivasi, inisiatif dan hasrat seseorang menjadi terpengaruh secara negatif dan mungkin akan berdampak pada hubungan sosial karena hilangnya minat. Perilaku lesu biasanya disertai dengan beberapa bentuk kelelahan umum. Dalam kasus yang paling serius, penderita tidak merasa khawatir tentang perilakunya. Oleh karena itu, peran kerabat sangat penting untuk memungkinkan diagnosis dan pengobatan sikap apatis tersebut.
Manfaat bersikap apatis
Dibalik sisi negatifnya, terselip pula unsur positif memiliki sikap apatis. Penderita menjadi lebih sedikit stres dan mereka bisa bertindak dengan kecepatannya sendiri sampai batas tertentu. Ini merupakan salah satu teknik untuk melindungi diri sendiri, memiliki kekuatan ketidakpekaan untuk melewati atau menembus ketidakpedulian.
Diagnosa sikap apatis
Tidak ada salahnya untuk menghubungi profesional kesehatan, seorang dokter umum dapat membuat diagnosis pertama. Ini dapat dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan dan konsultasi dengan dokter spesialis.
Pengobatan sikap apatis
Perawatannya seringkali rumit dan akan bergantung pada asal mula perilaku apatis tersebut. Perawatan medis mungkin secara khusus didasarkan pada konsultasi dengan psikolog dan pemberian remedi, terutama jika terjadi gangguan depresi dengan resep remedi antidepresan.
Pasien juga disarankan untuk mempertahankan atau mendapatkan kembali ikatan sosial dengan berpartisipasi dalam pertemuan kelompok, serta berbagai kegiatan. Berkomunikasi sambil menangkap emosi pihak lain, berbicara dengan mereka seolah-olah Anda adalah orang yang ramah di lingkungan itu.